Inovasi
Keuangan
Manajemen resiko telah
menjadi istilah yang populer dalam lingkungan perusahaan dan manajemen. Dengan
deregulasi pasar keuangan dan pengendalian modal yang terus dilakukan,
kerentanan dalam harga komoditas, valuta asing, kredit, dan ekuitas menjadi hal
yang biasa dewasa ini. Perputaran naik turunnya harga ini tidak semerta-merta
langsung berdampak pada proses pelaporan internal, tetapi juga menghadapkan
perusahaan pada risiko menderita kerugian ekonomis. Hal ini memacu tujuan
aktivitas perusahaan dalam mengidentifikasikan resiko yang mereka hadapi
berasal dari kerentanan tersebut, memutuskan resiko mana yang perlu dilindungi
dan mengevaluasi hasil strategi
manajemen risiko yang dijalankan. Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang cepet memungkinkan perusahaan dapat
mempertinggi nilai perusahaan dengan mengatur manajemen risikonya. Investor dan
pemegang saham perusahaan lainnya mengharapkan manajer keuangan untuk
mengidentifikasikan dan secara aktif mengelola eksposur tersebut. Pada saat
yang bersamaan, kemajuan dalam teknologi keuangan memungkinkan pergeseran
risiko keuangan kepada pundak orang lain. Meski demikian, beban untuk mengukur
risiko antar pihak tidak dapat dialihkan dan sekarang berada pada pundak
sekelompok besar pelaku keuangan, yang banyak di antaranya berada ribuan mil
jauhnya. Tampaklah jelas adanya
ketergantungan yang ditimbulkan terhadap praktik pelaporan internasional
dan kebingungan yang timbul dari
perbedaan pengukuran produk risiko keuangan. Mereka yang memiliki keahlian
manajemen risiko sangat dihargai oleh pasar.
Kompetisi
Global
Faktor lain yang turut
menyumbangkan makin pentingnya akuntansi internasional adalah fenomena
kompetisi global. Penentuan acuan (benchmarking),
suatu tindakan untuk membandingkan kinerja satu pihak dengan suatu standar yang
memadai, bukanlah hal yang baru. Hal yang baru adalah standar perbandingan yang
kini melampaui batas-batas nasional.
Dalam penentuan acuan
terhadap pesaing internasional, seseorang harus berhati-hati untuk memastikan
bahwa perbandingan yang dilakukan memang benar-benar dapat dibandingkan.
Sebagai contoh, alat ukur kinerja yang sering digunakan adalah pengembalian
atas ekuitas (Return on equity-ROE).
Dalam membandingkan ROE suatu perusahaan konsumsi tahan lama dari Amerika
dengan Electrolux dari Swedia, apakah anda benar-benar membandingkan apel
dengan apel atau apakah anda membandingkan apel dengan jeruk? Perbandingan ROE
AS dengan ROE Swedia akan seperti membandingkan apel dengan jeruk. Sejak Swedia
sebagai anggota komunitas Eropa, Electrolux saat ini disajikan dengan
menggunakan Standar Laporan Keuangan Internasional (IFRS). Angka ini diikuti
dengan sejumlah penyesuaian yang diperlukan untuk menyajikan ulang angka-angka
tersebut menurut suatu dasar yang konsisten dengan GAAP AS. Serangkaian
penyesuaian yang serupa juga diperlukan untuk ekuias pemegang saham. Para
pembaca laporan keuangan yang tidak menyadari perbedaan pengukuran nasional dan
perhitungan penyesuaian yang diperlukan dengan jelasnya berada dalam posisi
yang tidak mengunungkan.
Merger
dan Akuisisi Lintas Batas Negara
Seiring dengan
berlanjutnya tren global atas konsolidasi industri, berita mengenai merger dan
akuisisi internasional praktis merupakan kenyataan sehari-hari. Apabila umumnya
merger diringkas dengan istilah sinergi operasi atau skala ekonomi, akuntansi
memainkan peranan yang penting dalam mega konsolidasi ini karena angka-angka
yang dihasilkan akuntansi bersifat mendasar dalam proses penilaian perusahaan.
Perbedaan aturan pengukuran nasional dapat memperumit proses penilaian
perusahaan.
Sebagai contoh,
penilaian perusahaan seringkali didasarkan pada faktor-faktor berbasis harga
seperti rasio harga atas laba (P/E). Pendekatan di sini adalah untuk menurunkan
rata-rata faktor P/E untuk perusahaan yang sebanding dalam industri dan
menerapkan faktor ini atas laba yang
dilaporkan oleh perusahaan yang sedang dinilai untuk menghasilkan harga
penawaran yang memadai. Perhatian utama perusahaan yang melakukan akuisisi
ketika sedang memberikan tawaran atas target akuisisi asing adalah sejauh apa
faktor E (laba- earnings) dalam
ukuran P/E ini merupakan refleksi sesungguhnya dari variabel yang sedang diukur
bila dibandingkan dengan hasil dari perbedaan pengukuran akuntansi.
Perbedaan aturan
pengukuran akuntansi dapat menimbukan arena bermain yang tidak sebanding dalam
pasar untuk memperoleh kendali perusahaan. Dengan demikian, jika perusahaan A di negara A diperbolehkan
untuk menempatkan muhibah (goodwill)
yang dibeli langsung sebagai cadangan, sedangkan perusahaan B di negara B harus
mengamortisasikan goodwill yang
dibeli ke dalam laba, maka perusahaan A mungkin akan memperoleh keunggulan
penawaran bila dibandingkan perusahaan B jika sedang mengakuisisi suatu target
perusahaan. Perusahaan A dapat menawarkan harga pembelian yang lebih tinggi,
hal ini karena perusahaan A tidak mengurangi pendapatannya dari kelebihan
premium yang dibayarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar